Assalamualikum wr.wb...
aku tadi ketemu seseorang yang mungkin bisa buat kita sadar barang sejenak. bahwa ada sebagian dari kita, manusia, tidak seberuntung kita yang simsalabim abra kadabra, trriinnnngggg...apa aja langsung ada.
tadi sekitar jam 18.30 WIB (red: setengah 7) aku nemanin temanku, namanya Nadia buat wawancara seorang pengelola butik. ya maklum dia kerja sebagai jurnalis fashion-fashion baju "gahoel" cewe. dia minta temenin aku buat wawancarain pengelola butik. sebagai teman (supir) yang baik, aku temanin dia. langit malang lagi hujan lumayan deres mengiringi perjalananku dengan mobilku.
pertama aku jemput nadia dulu, habis itu kita capcus ke tempat appointment yang udah di tentuin. kita cabut ke KFC Sarinah. nyampe sana, langit masih hujan n belum ada tanda-tanda akan kiamat. well, tempatnya cukup cozy buat sebuah restoran fast food jadi tempat nongkrong atau sekedar hangout.
disana kita langsung ketemu dengan yang bersangkutan. sementara nadia sibuk dengan wawancaranya, aku sibuk nyeruput capucino hangat. kalau hujan memang enak minum yang anget-anget. sambil facebookan, twitteran, sms-an, bbm-an, membunuh waktu sambil menunggu wawancara selesai. hampir aja aku ketiduran waktu nadia manggil kalau wawancaranya udah selesai. langsung aja kita pamit n salaman, terus cabut pulang.
keluar dari KFC aku n nadia ketemu anak kecil. pake kaos oblong biasa n celana pendek sambil bawa nampan lumayan besar berisi kotak-kotak plastik kecil. ternyata anak itu lagi jual pisang coklat. sejenis makanan ringan, pisang ditumbuk sampe alus, terus dipadetin sambil dikasi coklat. dia lagi nawarin pisang coklat waktu aku n nadia keluar. aku liat sekilas terus bilang ke dia, "enggak dek, makasih." sambil ngeloyor pergi.
gak jauh dari situ sebelum nyampe tempat mobil diparkir, aku liat kerdus besar yang isinya ternyata masih banyak lagi pisang keju yang harus dia jual malam ini. ternyata pisang coklat yang banyak di nampan yang dia bawa, masih ada lagi satu kerdus penuh di sudut tembok dekat dia berdiri yang belum terjual. terbesit rasa gak tega. iya, aku gak tega. aku panggil lagi anak kecil itu.
aku tanya, "berapa harganya dek?"
dia jawab, "tiga ribu lima ratus mas."
"aku beli dua ya, jadi 7000 semua."
"inggih mas, monggo dipilih yang mana.terima kasih ya mas."
"iya. sama-sama, makasih juga ya dek."
habis percakapan singkat itu aku n nadia langsung pulang. sambil makan pisang coklat anak tu perasaanku campur aduk. haru, sedih, lirih n senang jadi satu. di balik megahnya restoran mahal, mewah n lampu terang benderang. ada seorang anak kecil, bocah yang harusnya dia di rumah, belajar atau apapun yang harusnya dia lakukan. dia berdiri, mencoba berjualan, kedinginan n kehujanan. tanpa tau orang sekitar yang meliat dia, peduli atau tidak.
kontras sekali dengan kehidupan kebanyakan dari kita. sering aku liat di twitter atau di percakapan manapun.
"eh, ipad atau samsung galaxy ya? atau yang mana ya?"
"sial, ngiri banget liat teman punya iPhone baru. aku juga pengen!!!"
"aduh bingung ni. mau ke mall mana ya? bosen sama yang itu-itu aja!!!"
"restoran habis tu coffe time. wanna join?"
"guys, ayo kita party malam ni....yeah!!!"
"kamera lomo atau SLR? need suggestion. ASAP!!!"
n lainnya. mungkin percakapan diatas bisa aja sesuai kalau memang itu dibutuhkan. tapi gimana kalau itu enggak? hanya sebagai kamuflase bahwa kita adalah orang berkecukupan n untuk bisa diterima komunitas sosial modern jaman sekarang adalah dengan hidup berkecukupan dengan mobil mewah, rumah besar, gedget canggih, pakaian gaul selera anak muda jaman sekarang.
mungkin satu-satunya kalimat yang terbesit dalam hatinya adalah,
"mudahan jualan malam ini ada yang laku barang satu atau dua biji. biar bisa makan besok, bantu keluarga dan uang sekolah. amin..."
bukan maksudku untuk sok menceramahi, tapi aku cuma sekedar mengingatkan. ingat kawan. masih ada orang lain, anak kecil, seorang bocah berdiri mengais rezeki diterpa dingin n hujan dibalik tembok kemewahan.
wassalam...
No comments:
Post a Comment